Kegiatan pembenihan merupakan kegiatan awal didalam budidaya. Tanpa kegiatan pembenihan ini, kegiatan yang lain seperti pendederan dan pembesaran tidak akan terlaksana. Karena benih yang digunakan dari kegiatan pendederan dan pembesaran berasal dari kegiatan pembenihan, secara garis besar kegiatan pembenihan meliputi : pemeliharaan induk, pemilihan induk siap pijah, pemijahan dan perawatan larva (khaeruman dan Amri, 2002).
Menurut Sutisman dan Sutasmanto (1995) pembenihan ikan menyangkut dua hal, yaitu : breading dan seeding. Breading adalah segala perlakuan atau treatment-treatment terhadap induk sehingga menghasilkan larva. Sedangkan seeding adalah penanganan mulai larva sampai dengan benih yang siap untuk dipasarkan.
A. Kegiatan-kegiatan pembenihan ikan Lele Dumbo tersebut antara lain :
1. Pemeliharaan induk
Pemeliharaan induk dilakukan di kolam dengan kepadatan 2-4 kg/m2. setiap hari diberi pakan tambahan berupa pallet sebanyak 3 % dari berat tubuhnya. Kolam pemeliharaan induk berfungsi sebagai tempat penyimpanan induk-induk yang siap dipijahkan dan tempat induk-induk yang telah dipijahkan (Susanto, 1992). Menurut Sutisna dan Sutarmanto (1995) kolam pemeliharaan induk dapat berukuran 200-750 m2.
Pemeliharaan dan perawatan calon induk diusahakan agar induk selalu dalam keadaan sehat, tidak mudah terserang penyakit, dan dapat menghasilkan keturunan yang sehat.
2. Pemilihan induk siap pijah
Induk pembenihan lele dumbo, merupakan sarana produksi paling penting. Kuantitas dan kualitas benih yang dihasilkan tergantung dari induk yang dipijahkan, oleh karena itu agar hasil pembenihan lebih memuaskan, induk harus dipilih yang lebih unggul. (Prihartono, 2000).
Untuk mendapatkan induk yang unggul, salah satu caranya dengan seleksi induk. Seleksi induk bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan gonad induk yang akan dipijahkan (Departemen Pertanian, 1999). Ciri-ciri induk yang matang gonad adalah sebagai berikut :
Induk jantan
• Warna tubuh lebih cerah dari biasanya
• Alat kelamin kemerahan
• Gerakan agresif
Induk betina
• Perut membuncit dan bila diraba terasa lunak atau empuk
• Perut apabila diurut kearah lubang kelamin akan keluar telur
• Alat kelamin kemerahan dan agak membengkak
• Gerakan lamban
Menurut Soetomo (1987), dalam memilih induk lele dumbo harus cermat dan teliti agar memperoleh induk lele dumbo yang baik dan mampu menghasilkan benih yang bermutu. Dalam memilih induk harus memenuhi persyratan sebagai berikut :
• Calon indul lele dumbo harus sehat, tidak cacat dan lincah
• Calon induk lele dumbo sudah berumur minimum 1 tahun
• Calon induk lele dumbo memiliki ukuran panjang 20-25 cm dengan berat badan 150-350 gram.
• Calon induk sudah jinak dan tidak liar
3. Pemijahan
Secara alamiah ikan lele memijah pada musim hujan. Banyak jenis ikan yang terangsang untuk memijah setelah turun hujan. Dengan pemeliharaan yang baik ternyata ikan lele dapat dipijahkan sepanjang tahun. Saat ini lele dumbo sudah dapat dipijahkan secara alami. Pemijahan ikan lele diawali dengan terlihatnya sepasang induk berkejar-kejaran. Namun demikian banyak orang yang sukan memijahkan dengan cara buatan (disuntik) karena penjadualan produksi dapat dilakukan lebih cepat dan tepat (Kheruman, 2002).
4. Penetasan telurPemeliharaan larva
Riflanto (1998) menyatakan bahwa penetasan terjadi bila embrio telah menjadi panjang daripada lingkaran kuning telur dan telah terbentuk dirip perut. Penetasan terjadi dengan cara penghancuran chorion oleh enzim yang dikeluarkan oleh kelenjar ekstoderm. Selain itu penetasan disebabkan oleh gerakan-gerakan larva akibat peningkatan suhu, intensitas cahaya dan pengurangan oksigen. Telur akan menetas antara 20-57 jam setelah terjadi pembuahan, dengan derajat penetasan antara 25-350C (Dinas Perikanan, 1998). Larva yang baru menetas berukuran antara 5-7 mm dengan berat 1,2-3,0 mg, tampak seperti jarum dengan bulatan berwarna hijau yaitu kantong telurnya.
Menurut Khaeruman dan Amri (2002), telur yang dibuahi akan menetas berwarna kuning cerah kecoklatan, sedangkan telur yang tidak dibuahi berwarna putih pucat. Telur akan menetas tergantung dari suhu perairan dan suhu udara, jika suhu semakin panas (tinggi) telur akan semakin cepat menetas begitu pula jika suhu turun (rendah) menetasnya semakin lama.
5. Pemeliharaan larva
Suyanto (2000) menyatakan bahwa benih lele dumbo yang baru menetas tidak perlu dikasih pakan, karena benih itu hidup dari menyerap kuning telurnya dan akan habis setelah 3-5 hari. Memasuki hari keenam benih-benih itu akan memakan organisme yang terdapat diair misalnya kutu air (Rotifera, Cladosera, Copepoda). Memasuki umur keempat belas dan sejalan dengan perkembangan badannya, benih lele bias diberikan kutu air kasar tanpa disaring, jentik nyamuk dan cacing sutera (Susanto, 1998).
6. Pemanenan benih
Menurut Sutisna dan Sutarmanto (1995), pemanenan benih tergantung dari ukuran benih yang dikehendaki dan lama pemeliharaan. Pemanenan benih pada prinsipnya ada dua cara yaitu secara selektif dan secara total. Pemanenan secara selektif biasanya dilakukan dengan tanpa melakukan pengeringan kolam tetapi dilakukan dengan cara memasang anco dan alat lainnya di kolam. Panen secara total adalah pemanan benih yang dilakukan secara sekaligus dengan mengeringkan kolam.
B. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Lele Dumbo
a. Klasifikasi
Klasifikasi ika lele dumbo menurut Weber de Beaufort (1965) dalam saanin (1968) digolongkan sebagai berikut :
Filum : Chordata ialah binatang bertulang belakang.
Kelas : Pisces ialah bangsa ikan yang mempunyai insang untuk
Bernafas.
Sub Kelas : Teleostei ialah ikan yang bertulang keras.
Ordo : Osteriophysi ialah ikan yang didalam rongga perutnya
sebelah atas memiliki tulang sebagai alat perlengkapan.
Sub Ordo : Siluroidae bialah ikan yang bentuk tubuhnya memanjang
berkulit licin (tek bersisik).
Famili : Claridae ilah suatu kelompok ikan yang selain
mempunyai ciri-ciri tersebut, juga mempunyai cirri-ciri
yang lebih khas lagi yakni kepalanya pipih dengan
lempeng tulang keras sebagai batok kepala. Bersungut 4
pasang, sirip dada patil.
Mempunyai alat pernafasan tambahan, yang
memungkinkan ikan lele mengambil oksigen langsung
dari udara.
Genus : Claris (nama latin dari ikan lele)
Spesies : Clarias garieinus
b. Morfologi
Khairuman dan Amri (2002), menyatakan bahwa lele dumbo memiliki kulit tubuh yang licin, berlendir dan tidak bersisik, jika terkena sinar matahari warna tubuhnya otomatis menjadi loreng seperti mozaik hitam putih. Mulut ikan lele dumbo relative lebar yaitu lebih kurang ¼ dari panjang total tubuhnya. Tanda spesifik lainnya dari lele dumbo adalah adanya kumis disekitar mulut sebanyak 8 buah yang berfungsi sebagai alat peraba untuk mencari makan. Lele dumbo memiliki 3 buah sirip tunggal yakni sirip pungung, sirip ekor dan sirip dubur. Lele dumbo juga memiliki sirip berpasangan yaitu sirip dada dan sirip perut. Sirip dada dilengkapi dengan sirip yang keras dan runcing yang disebut dengan patil. Patil berguna untuk senjata dan alat Bantu untuk bergerak.
C. Penyebaran dan Habitat
a. Penyebaran
Penyebaran ikan lele dumbo tersebar luas di Benua Afrika dan Asia, umumnya terdapat diperairan yang berair tawar secara liar, di beberapa Negara khusunya di Asia, ikan lele dumbo telah diternakan dan dipelihara di kolam. Ikan lele dumbo di Indonesia secara alami terdapat di kepulauan Sunda (Suyanto, 1991).
b. Habitat
Habitat atau lingkungan hidup ikan lele dumbo ialah semua perairan tawar. Lele dumbo memiliki organ arborescent atau insang tambahan. Dengan alat ini, lele dumbo dapat mengambil oksigen dari udara bebas, sehingga lele dumbo dapat hidup di dalam Lumpur atau di air yang kandungan oksigennya rendah. Meskipun lele dumbo dikatakan memiliki adaptasi yang cukup tinggi, namun jika batas kemampuannya terlewati, lele dumbo akan lemas dan mati.
Hartono (1994), menyatakan bahwa jenis ikan lele dumbo memang lebih tahan terhadap pencemaran bahan-bahan organic dibandingkan dengan jenis ikan air tawar lainnya. Hal ini disebabkan karena mempunyai organ insang tambahan yang disebut arborescent sehingga dapat mengambil oksigen dari udara bebas. Maka dari itu ikan lele dumbo dapat merayap di darat dan bertahan disebut juga Walking cat fish (Direktorat Jendral Perikanan), 1994).
D. Tingkah laku dan Kebiasaan Makan Perkembangbiakan
1. Tingkah laku
Ikan lele dumbo suka pada tempat aliran yang tidak begitu deras, berlindung di lubang secara berkelompok atau berpasangan pada waktu siang hari dan saat akan memijah (Arifin, 2002). Ikan lele dumbo ialah ikan yang hidup di air tawar, ia bersifat nocturnal artinya ia aktif pada malam hari atau lebih menyukai tempat yang gelap. Pada siang hari, iekn lele dumbo lebih memilih berdiam di lubang-lubang atau tempat-tempat yang tenang (Suyanto, 1991).
2. Kebiasaan makan
Ikan lele dumbo tergolong jenis ikan pemakan segala seperti cacing, serangga, udang-udangan, tapi yang lebih disukai adalah bahan organic yang membusuk, maka dari itu ikan lele dumbo disebut juga Scavenger atau ikan pemakan bangkai (Direktorat Jendral Perikanan, 1994).
E. Perkembangbiakan
Siklus reproduksi ikan lele dimulai pada awal musim hujan. Setelah ikan lele dumbo mencapai tingkat dewasa mempunyai ukuran 150-350 gram, jika sudah masanya berkembang biak induk jantan dan induk betina berpasangan untuk memijah (Suyanto, 1994). Menurut Arifin (2002) pada perkawinannya induk betina melepaskan telur bersamaan waktunya dengan jantan melepaskan sperma di dalam air, maka terjadilah pembuahan. Dalam tempo 24 jam akan menetas, telur berwarna coklat kekuning-kuningan dengan garis tenagh berukuran 1,3-1,6 mm. seekor induk betina dapat menhasilkan 8.000 sampai 10.000 bitir telur sekali memijah.
Ikan lele dumbo mencapai kedewasaan setelah mencapai ukuran 100 gr atau lebih. Jika sudah masanya berkembangbiak, ikan jantan dan betina berpasangan. Pasangan itu lalu mencari tempat, yakni lubang-lubang yang teduh dan aman untuk bersarang. Lubang sarang ikan lele terdapat kira-kira 20-30 cm di bawah permukaan air. Ikan lele tidak membuat sarang dari jerami atau rumput-rumputan seperti ikan gurami, melainkan hanya meletakan telurnya diatas dasar lubang sarangnya itu (Hernowo, 2001)
Mengenai Saya
- Nautika
- Jeunieb, Bireuen. NAD, Indonesia
- Penulis dilahirkan pada tanggal 26 september 1984 di Desa Leugeu Kec. Peureulak Kab. Aceh Timur Prov. Nanggroe Aceh Darussalam, dari ayah Muhammad Yacob dan ibu Zaibah. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 2 Peureulak pada tahun 1998, lulus SMP Negeri 1 Peureulak Kab. Aceh Timur tahun 2001, lulus SMK Negeri 1 Peureulak Aceh Timur tahun 2004. penulis menyelesaikan pendidikan D-III Nautika Perikanan Laut di UNSOED (Universitas Jenderal Soedirman) Purwokerto Jawa Tengah tahun 2007, dan menyelesaikan studi D4 Akuakultur di Sekolah Ilmu Teknologi Hayati- ITB (Institut Teknologi Bandung) Jawa Barat pada tahun 2009
Pencarian
Rabu, 11 November 2009
PEMBENIHAN LELE DUMBO SEMI INTENSIF
Diposting oleh Nautika di 02.19
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
WAKTU SETEMPAT
showClock(obj);
Laman
Blog Archive
-
▼
2009
(65)
-
▼
November
(53)
- Pakan Alami ( Artemia)
- Makalah Biologi Struktur Dan Fungsi Sel
- Keramba Jaring Apung (KJA)
- USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG
- PEMBUATAN ROUGHAGE
- PEMBUATAN FERMENTASI JERAMI
- PEMBUATAN BAK BUDIDAYA LOBSTER AIR TAWAR
- SEKILAS TENTANG PENDIDIKAN
- Pengelolaan Pakan Alami Untuk Usaha Pembenihan Ikan
- BASIC SAFETY TRAINING
- PEMBENIHAN IKAN MAS
- MANAJEMEN OPERASIONAL UNIT PENANGKAPAN DENGAN ALAT...
- TINGKAH LAKU IKAN
- DAERAH PENANGKAPAN IKAN (Fishing Ground)
- ALAT TANGKAP RAWAI TUNA
- ’’MEMAHAMI PSIKOLOGI KEADAAN SISWA DENGAN AJARAN I...
- MASALAH UAN
- SKENARIO PEMBELAJARAN
- TEKNIK PENANGKAPAN IKAN DENGAN TRAWL
- PEMBENIHAN LELE DUMBO SEMI INTENSIF
- PEMBESARAN IKAN NILA
- BUDIDAYA CACING TABIFEK
- MASADEPAN NAUTIKA PERIKANAN INDONESA
- PENYAKIT IKAN
- PEMBENIHAN UDANG WINDU
- PEMBESARAN UDANG DITAMBAK
- BUDIDAYA PAKAN ALAMI
- Makalah Sejarah Tentang Tarumanegara
- Makalah Sejarah Tentang Pulau Bali
- Makalah Sejarah Tentang Candi Borobudur
- Makalah Biologi Tentang Inseminasi Pada Sapi
- Makalah Biologi Tentang Keragaman Hewan Vetebrata ...
- Makalah Biologi Tentang Polusi Air
- Cerpen Bahasa Indonesia 3
- Cerpen Bahasa Indonesia 2
- Cerpen Bahasa Indonesia 1
- Cerpen Bahasa Inggris 3
- Cerpen Bahasa Inggris 2
- Cerpen Bahasa Inggris 1
- PROSEDUR DARURAT DAN KESELAM ATAN PELAYARAN
- KOMUNIKASI DAN MERSAR
- AZAS-AZAS PEMUATAN / PEMADATAN
- PENGATURAN MUATAN KAPAL
- Keseimbangan kapal (Stabilitas kapal)
- Sifat-sifat fisik serta kimia air laut
- Oceanography
- Geografi Dan Meteorologi Terapan
- Cara Mengoperasikan Radio Detection And Ranging (R...
- Benda Bantu Navigasi
- ALAT TANGKAPAN IKAN DENGAN MENGUNAKAN PURSE SAEINE
- mikroalga
- Makalah Sejarah Tentang Pulau Bali
- PELAYARAN DATAR
-
▼
November
(53)
0 komentar:
Posting Komentar