Rabu, 16 Desember 2009

PENGEMBANGBIAKAN IKAN

Pengembangbiakan ikan meru- pakan salah satu kegiatan dari proses budidaya ikan. Ikan yang akan dibudidayakan harus dapat tumbuh dan berkembang biak agar kontinuitas produksi budidaya dapat berkelanjutan. Dalam bab ini akan dibahas beberapa materi yang terkait dalam proses pengembangbiakan ikan antara lain adalah seleksi induk, pemijahan, penetasan telur, pemeli- haraan larva dan benih ikan, pembesaran ikan dan pemanenan

Seleksi induk merupakan tahap awal dalam kegiatan budidaya ikan yang sangat menentukan keberhasilan produksi. Dengan melakukan seleksi induk yang benar akan diperoleh induk yang sesuai dengan kebutuhan sehingga produktivitas usaha budidaya ikan optimal. Seleksi induk ikan budidaya dapat dilakukan secara mudah dengan memperhatikan karakter fenotipenya atau dengan melakukan program breeding untuk meningkatkan nilai pemuliabiakan ikan budidaya Induk ikan yang unggul akan menghasilkan benih ikan yang unggul. Di Indonesia saat ini belum ada tempat sebagai pusat induk ikan
yang menjamin keunggulan setiap jenis ikan. Induk ikan yang unggul pada setiap kegiatan usaha budidaya ikan dapat berasal dari hasil budidaya atau menangkap ikan di alam. Karakteristik induk yang unggul untuk setiap jenis ikan sangat berbeda. Hal-hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh para pembudidaya ikan dalam melakukan seleksi induk agar tidak terjadi penurunan mutu induk antara lain adalah :
x Mengetahui asal usul induk
x Melakukan pencatatan data tentang umur induk, masa reproduksi dan waktu pertama kali dilakukan pemijahan sampai usia produktif.
x Melakukan seleksi induk berdasarkan kaidah genetik
x Melakukan pemeliharaan calon induk sesuai dengan proses budidaya sehingga kebutuhan nutrisi induk terpenuhi.
x Mengurangi kemungkinan perkawinan sedarah
Untuk meningkatkan mutu induk yang akan digunakan dalam proses budidaya maka induk yang akan digunakan harus dilakukan seleksi. Seleksi ikan bertujuan untuk memperbaiki genetik dari induk ikan yang akan digunakan. Oleh karena itu dengan melakukan seleksi ikan yang benar akan dapat memperbaiki genetik ikan tersebut sehingga dapat melakukan pemuliaan ikan. Tujuan


dari pemuliaan ikan ini adalah menghasilkan benih yang unggul dimana benih yang unggul tersebut diperoleh dari induk ikan hasil seleksi agar dapat meningkatkan produktivitas.

Produktivitas dalam budidaya ikan dapat ditingkatkan dengan beberapa cara yaitu :
1. Ekstensifikasi yaitu mening- katkan produktivitas hasil budidaya dengan memperluas lahan budidaya.
2. Intensifikasi yaitu meningkatkan produktivitas hasil dengan meningkatkan hasil persatuan luas dengan melakukan manipulasi terhadap faktor internal dan eksternal.

Dengan bertambahnya jumlah penduduk sepanjang tahun dan jumlah lahan budidaya yang tidak akan bertambah jumlahnya, maka untuk meningkatkan produktivitas budidaya masa yang akan datang lebih baik menerapkan budidaya ikan yang intensif dengan memperhatikan aspek ramah lingkungan. Program intensifikasi dalam bidang budidaya ikan dapat dilakukan antara lain adalah :
1. Rekayasa faktor eksternal yaitu lingkungan hidup ikan dan pakan, contoh yang sudah dapat diaplikasikan adalah budidaya ikan pada kolam air deras dan membuat pakan ikan ramah lingkungan.
2. Rekayasa faktor internal yaitu melakukan rekayasa terhadap genetik ikan pada level gen misalnya transgenik, level kromosom misalnya Gynogenesis, Androgenesis,
Poliploidisasi, level sel misalnya dengan melakukan transplantasi sel.
3. Rekayasa faktor eksternal dan internal yaitu menggabungkan antara kedua rekayasa eksternal dan internal.

Oleh karena itu agar dapat memperoleh produktivitas yang tinggi dalam budidaya ikan harus dilakukan seleksi terhadap ikan yang akan digunakan. Seleksi menurut Tave
(1995) adalah program breeding yang memanfaatkan phenotipic variance (keragaman fenotipe) yang diteruskan dari tetua kepada keturunannya. Keragaman fenotipe merupakan penjumlahan dari keragaman genetik, keragaman lingkungan dan interaksi antara variasi lingkungan dan genetik. Seleksi merupakan aplikasi genetik dimana informasi genetik dapat digunakan untuk melakukan seleksi. Seleksi ikan yang paling mudah dilakukan oleh para pembudidaya ikan adalah melakukan seleksi fenotipe dibandingkan dengan seleksi genotipe. Seleksi fenotipe dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu seleksi fenotipe kualitatif dan seleksi fenotipe kuantitatif. Menurut Tave (1986), seleksi fenotipe kualitatif adalah seleksi ikan berdasarkan sifat kualitatif seperti misalnya warna tubuh, tipe sirip, pola sisik ataupun bentuk tubuh dan bentuk punggung dan sebagainya yang diinginkan. Fenotipe kualitatif ini merupakan sifat yang tidak dapat diukur tetapi dapat dibedakan dan dikelompokkan secara tegas. Sifat ini dikendalikan oleh satu atau beberapa gen dan sedikit atau tidak dipengaruhi oleh faktor lingkungan
Sedangkan seleksi fenotipe kuantitatif adalah seleksi terhadap penampakan ikan atau sifat yang dapat diukur, dikendalikan oleh banyak pasang gen dan dipengaruhi oleh lingkungan. Adapun ciri-ciri atau parameter yang dapat diukur antara lain adalah panjang tubuh, bobot, persentase daging, daya hidup, kandungan lemak, protein, fekunditas dan lain sebagainya.

Fenotipe adalah bentuk luar atau bagaimana kenyataannya karakter yang dikandung oleh suatu individu atau fenotipe adalah setiap karakteristik yang dapat diukur atau sifat nyata yang dipunyai oleh organisme. Fenotipe merupakan hasil interaksi antara genotipe dan lingkungan serta interaksi antara genotipe dan lingkungan serta merupakan bentuk luar atau sifat- sifat yang tampak. Menurut Yatim
(1996), genotipe menentukan karakter sedangkan lingkungan menetukan sampai dimana tercapai potensi itu. Fenotipe tidak bisa melewati kemampuan atau potensi genotipe. Yang dimaksud dengan karakter itu adalah sifat fisik dan psikis bagian-bagian tubuh atau jaringan. Karakter diatur oleh banyak macam gen, atau satu gen saja. Berhubung dengan banyaknya gen yang menumbuhkan karakter maka dibuat dua kelompok karakter yaitu karakter kualitatif dan karakter kuantitatif. Karakter kualitatif adalah karakter yang dapat dilihat ada atau tidaknya suatu karakter. Karakter ini tidak dapat diukur atau dibuat gradasi (diskontinyu). Sedangkan karakter kuantitatif adalah karakter yang dapat diukur nilai atau derajatnya, sehingga ada urutan
gradasi dari yang rendah sampai yang tinggi (kontinu). Karakter kuanlitatif ditentukan ole satu atau dua gen saja sedangkan karakter kuantitatif disebabkan oleh banyak gen (tiga atau lebih). Dengan melakukan seleksi maka akan menghasilkan suatu karakter yang mempunyai nilai ekonomis penting dan karakter fenotipe yang terbaik sesuai dengan keinginan para pembudidaya.

Untuk mendapatkan induk ikan yang unggul dilakukan program seleksi dengan menerapkan beberapa program pengembangbiakan antara lain dengan kegiatan selective breeding, hibridisasi/outbreeding/ crossbreeding, inbreeding, mono- seks/seks reversal atau kombinasi beberapa program breeding. Dalam bab ini akan dibahas semua program breeding tersebut sehingga dalam budidaya ikan akan diperoleh hasil baik induk dan benih yang unggul. Induk yang unggul akan menghasilkan benih yang unggul sehingga dengan memelihara benih unggul proses budidaya akan menguntungkan dengan melihat laju pertumbuhan ikan yang optimal sehingga produktivitas budidaya ikan akan meningkat.



0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com