Kamis, 12 November 2009

USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG

Perkembangan laju pembangunan di Indonesia secara umum diikuti oleh peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pengetahuan akan pentingnya gizi. Dengan majunya pembangunan, maka semakin berubah pula cara berfikir manusia kearah penguasaan ilmu dan penerapan teknologi dalam berbagai bidang terutama dalam pemanfaatan sumberdaya alam yang ada. Menyadari keadaan tersebut maka perkembangan usaha penggemukan sapi didorong oleh permintaan daging yang semakin meningkat kebutuhannya dari tahun ketahun secara terus menerus dari 1,8 kg/kapita/tahun menjadi 2,5 kg/kapita/tahun.
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) merupakan daerah yang memiliki potensi pengembangan dan menyediakan kebutuhan konsumsi daging nasional. Dilihat dari lokasi, peropinsi NAD merupakan jalur transportasi antara Sumatra Jawa yang sangat strategis bagi keluar masuknya informasi pengetahuan dan teknologi serta hasil-hasil ternak. Hal tersebut sangat mendukung dalam pengembangan usaha peternakan khususnya penggemukan sapi potong.
Untuk mendapatkan produksi daging yang berkualitas dan terbebas dari penyakit yang dapat membahayakan khususnya konsumen, maka keberhasilan suatu peternakan sangat tergantung pada tatalaksana pemeliharaan yang dilakukan. Salah satunya adalah pakan. Hal ini disebabkan karena biaya pakan yang digunakan sangat besar, yaitu berkisar antara 60-70 % dari total biaya produksi yang harus dikeluarkan dalam suatu usaha peternakan. Penggunaan hijauan sebagai bahan pakan pokok dalam menyusun formulasi ransum penggemukan sapi sering menimbulkan kendala khususnya pada musim kemarau. Salah satu alternaif yang yang diambil untuk pengadaan bahan pakan hijauan dalam usaha penggemukan sapi potong adalah limbah Pertanian dan limbah agroindustri. Karena disamping mudah dalam pengadaan juga biaya infestasi yang diperlukan relatif murah, serta untuk membantu mengurangi pencemaran lingkungan karena limbah yang dapat mencemari lingkungan telah berubah keguanaanya sebagai pakan ternak.
1. Perkandanngan
Kandang adalah suatu tempat atau bangunan yang diperuntukkan untuk ternak agar ternak tersebut dapat hidup dalam keadaan enak dan nyaman, tidak kepanasan oleh sinar matahari, tidak basah dalam hujan, dan tidak terkena tiupan angin kencang serta melindungi ternakdari serangan ternak lain ( binatang buas ) seperti hewan pemangsa dan manusia.
Tipe kandang secara umum , memiliki dua tipe yaitu :
1. Kandang individu yaitu kandang dengan skat atau di tempatkan satu persatu , sehingga sapi lebih tenang dan tidak mudah stress.
2. Kandang koloni yaitu kandang dengan sistem sapi dalam jumlah besar di tempatkan dalam satu kandang.
Pembuatan kandang sapi untuk penggemukan memerlukan beberapa persaratan sebagai berikut :
1. Memberikan kenyamanan bagi sapi-sapi yang di gemukkan dan bagi sipemelihara ataupun pekerja kandang .
2. Memenuhi persaratan bagi kesehatan sapi
3. Mempunyai ventilasi atau pertukaran udara yang sempurna.
4. Mudah di bersihkan atau selalu terjaga kebersihannya.
5. Efisien dalam melaksanakan pekerjaan.
6. Bahan-bahan kandang yang digunakan dapat bertahan lama, tidak mudah lapuk,dan sedapat mungkin memerlukan biaya yang relatif murah.
7. Persediaan air bersih cukup.
8. Tidak berdekatan dengan pemukiman penduduk.
9. Pembuangan air limbah dan kotoran harus tersalurkan dengan baik.
10. Transportasinya mudah.
(Menurut Ir. Sobri Basya Siregar. M.S)

2. Pemilihan Bibit
Pemilihan bakalan yang baik menjadi langkah awal yang sangat menentukan keberhasilan usaha.Salah satu tolak ukur penampilan produksi sapi potong adalah pertambahan bobot badan harian .
Tipe ternak sapi potong adalah :
1. Kemampuan memproduksi daging cepat dan efisiren dalam pemeliharaan serta ekonomis tinggi.
2. Cepat dewasa dan efisiensi pakan tinggi.
3. Pertumbuhan cepat dan pembentukan karkas baik dengan komposisi perbandingan di mulai dari protein, lemak seimbang dengan umur tertentu.
4. Bentuk badan kotak/bulat, terutama pada lingkare dada,hal ini diperlukan untuk memilih konformasi karkas ternak.
5. Bagian tubuh yang ditilik adalah konformasi pada bagian pundak (lebar pundak), pinggang,kepala dan rusuk (perlu di raba lemak, penutup jaringan lemak pada daerah daging pinggang) serta daging kepala ekor dan pundak.
Syarat-syarat sapi potong :
1. Badan sehat, yaitu sapi yang tidak cacat tidak lesu dan bentuk tubuhnya normal
2. Bentuk tubuh proporsional, dalam posisi berdiri bagian punggung lurus.
3. Sapi yang digemukan lebih baik sapi jantan karena pertumbuhannya lebih cepat.
4. Sapi yang baik digemukan pada umur 1,5-2,5 tahun.
(Menurut Ir. Zaenal Abidin)

3. Pemberian pakan
Untuk penggemukan sapi yang relatif singkat maka ransum yang diberikan haruslah terdiri dari hijauan dan konsentrat. Tinggi rendahnya pertambahan bobot badan yang akan dicapai, sangat tergantung pada ransum yang diberikan. Pada ternak Ruminansia potong, pakan yang diberikan ada tiga macam yaitu :
1. Pakan hijauan
Pakan hijauan yaitu pakan yang berasal dari tanaman yang berupa daun-daunan, Gramaniae dan Legiminoseae, hijauan berupa hijauan segar dan hijauan kering.pemberian hijauan 10 % dari bobot badan ternak.
2. Pakan Konsentrat
Pakan Konsentrat adalah pakan penguat yang berkonsentrasi tinggi dengan kadar serat kasar relatif rendah dan mudah dicerna. Konsentrat diberikan sebanyak 3 % dari bahan segar. Perbandingan pemberian antara konsentrat dan hijauan yaitu 30:70.
3. Pakan tambahan
Pakan tambahan yang umum diberikan berupa vitamin, mineral, dan urea, disesuaikan dengan kebutuhan tubuh sapi. Dinegara-negara yang sudah maju, seperti di Amerika Serikat (National Research Council/ARC), telah disusun standar kebutuhan gizi bahan pakan sesuai dengan fase kehidupan dan tingkat produksi sapi yang diperbaharui secara terus menerus.
(Menurut Ir.Sori Basya Siregar, M.S dan Ir Sunarno).



4. Pengendalian penyakit
Dalam usaha melakukan pencegahan penyakit, biasanya berfariasi tergantung dari daerah, iklim, dan epidemiologi penyakit itu sendiri. Pencegahan penyakit antara lain dilakukan dengan pengebalan tubuh ternak dengan cara vaksinasi dan sanitasi kandang yang baik.
Sapi yang digemukan tidak selamanya akan selalu ssehat dan terjaga kondisinya, olehkarna itu kesehatannya jangan sampai terganggu. Usaha untuk menjaga kesehatan sapi dapat dilakukan dengan memperhatikan Hygiene sapi dan lingkungannya, ataupun dengan tindakan-tindakan pencegahan seperti dibawah ini
1. Deworming, usaha mengeluarkan cacing dengan bahan kimia atau obat cacing. Biasanya pengobatan obat caccing ini dilakukan empat bulan sekali secara rutin, dengan menggunakan dosis yang tepat.
2. De-Ticking, yaitu membebaskan kutu dari ternak.
3. Vaksinasi, yaitu uasaha menghindarkan berbagai infeksi atau penyakit menular dengan membuat kekebalan terhadap ternak yang dipelihara. Vaksinasi penting yang biasanya dilakukan antara lain : Anthrax, Brucellosis, Rinderpeste dan TBC.
4. Usaha hygiene yaitu tindakan pencegahan penyakit lewat kebersihan. Usaha ini sangat erat kaitannya dengan tatalaksana perkandangan yang bersih, air yang cukup untuk membersihkan (memandikan sapi, mencuci kandang, dan peralatan), Draenase yang baik, ruang cukup, matahari masuk menyinari kandang, udara yang segar (sirkulasi udara) dan terhindar dari angin langsung.
5. Pemanfaatan kandang karantina, untuk mencegah penularan penyakit dari satu sapi sakit ke sapi yang lain (yang sehat), dan pemulihan kesehatan pada sapi bakalan yang baru dating.
( Menurut Bambang Y Sugeng dan AAK)

5. Pemanenan hasil
Hasil utama ternak potong adalah daging.
Untuk menentukan waktu panen didasarkan pada :
1. Keinginan konsumen yaitu apabila ada konsumen yang ingin membeli dan biasanya dipenuhi bila nilai jual menguntungkan.
2. Sistim pemeliharaan, biasanya apabila bobot badan sapi penggemukan sudah tercapai atau sudah gemuk.
3. Harga jual, Siklus harga penjualan biasanya bisa saja suatu saat / waktu harga naik atau turun ,maka waktu panen sebaiknya dilakuakan pada saat harga naik.
4. Kesehatan, apabila dalam pemeliharaan ternyata mengalami penyakit, apabila tidak sembuh maka sebaiknya dijual.
5. faktor lain :
- Kebutuhan pengusaha yang mendadak atau mendesak
- Hari raya keagamaan dan tahun baru
- Banyaknya hajatan atau permintaan
Di Indonesia, tidak semua ternak boleh dipotong, harus memiliki persyaratan-persyaratan yaitu :
1. Sehat (tidak bepenyakit)
2. Ternak yag tidakproduktif dan juga tidak di produktifkan
3. Ternak betina yang tidak bisa beranak
4. pejantan tidak dijadikan pejantan atau pejantan yang mandul
5. Ternak lain yang memang sudah di Culling (afkir)
6. Ternak tidak lelah karena bila dipotong peredaran darah tidak sempurna sehingga menyebankan daging berwarna gelap.
7. Ternak dalam keadaan darurat
- Ternak yang kecelakaan, baik dijalan atau dikandang
- Karena penyakit yang menyerang,
- Karena upacara tertentu misalnya Korban.
(Menurut Ir.Sunarno)

6. Recording
Recording berasal dari kata record yang artinya catatan atau rekaman. Recording merupakan bagian dari administrasi suatu kegiatan usaha dibidang peternakan yang memiliki peran cukup penting dalam menunjang keberhasilan kegiatan usaha tersebut, karena pada dasarnya recording memuat data-data teknis yang berkaitan dengan ternak yang dibudidayakan.
Manfaat recording antara lain :
1. Usaha untuk memantau semua kegiatan teknis usaha
2. Untuk mengetahiu tingkat keberhasilan atau kegagalan usaha
3. Sebagai dasar untuk melakukan efaluasi dan tindak lanjut dalam pengembangan usaha
4. menelusuri silsilah dan latarbelakang ternak sapi, domba, ataupun kambing yang dibudidayakan untuk tujuan seleksi dan calling serta tatalaksana dalam reproduksinya.
Secara umum format recording yang diperlukan dalam budidaya ternak meliputi :
1. Identitas ternak sapi
2. Data reproduksi
3. Data reproduksi pejantan
4. Data penimbangan bobot badan
5. Data pemberian pakan
6. Data kesehatan, pemberian obat, vitamin, vaksin dan antibiotik
(Menurut Ir.Sunarno)
Sistim pemberian pakan dapat dibedakan mmenjadi 3 fase menurut pemeliharaannya yaitu :
a) Pemberian pakan fase adaptasi
Penggemukan sapi bakalan pada fase adaptasi dimulai sejak sapi tersebut masuk masa adaptasi sampai umur 15 hari. Tujuannya adalah untuk memulihkan kondisi kesehatan sapi dan mencegah timbulnya penyakit menular yang mungkin dibawa oleh sapi dari daerah asalnya.
Pada masa adaptasi ransum yang diberikan berupa hijauan dan kulit nanas kering. Setelah kelihatan cukup pulih tubuhnya maka sapi diperkenalkan dengan kulitnanas basah dan konsentrat sedikit demi sedikit.
b) Pemberian pakan fase growing
Pada fase growing ternak sudah terbiasa untuk mengkonsumsi konsentrat dan roughage sehingga rumen tidak akan atau sedikit mengalami gangguan akibat mikroba rumen untuk melakukan proses fermentasi pati, gula, serat kasar dan protein yang terdapat dalam ransum menjasdi asam lemak, asam asetat, butirat dan propionat. Pemberian pakan pada fase ini jumlah konsentrat dan roughage ditambah dan dperbandingannya diturunkan dari fase adaptasi. Fase growing ini dilakukan mulai dari umur 16-30 hari.
c) Pemberian pakan fase finising
Ransum yang diformulasikan pada massa akhir penggemukan difokuskan untuk memperoleh pertambahan boot badan yang cepat sehingga dicapai berat hidup yang siap dipasarkan. Jumlah pemberian konsentrat juga ditingkatkan untuk menjamin ketersediaan protein, lemak dan energi yang tinggi sehingga akan lebih banyak asam amino yang terurai dalam ransum oleh mikroba rumen. Pemberian pakan pada fase ini dilakukan pada umur 31-120 hari (Panen).

1. Pemberian pakan tambahan
Pakan tambahan diberikan kepada sapi yang khusus misalnya sapi sakit, masa adaptasi, dan aspi bunting atau sapi yang baru sembuh dari sakit. Selain itu pakan tambahan diberikan untuk meningkatkan nafsu makan terhadap ternak, sehingga pakan yang diberikan tidak tersisa. Pakan tambahan yang diberikan adalah kedelai sangria (delai tabur) dan kulit nanas kering. Delai tabur adalah delai khusus untuk ternak sapi, dimana delai ini memiliki kandungan protein tinggi sehingga sangat bagus untuk memacu pertumbuhan ternak. Dalam satu kali proses pembuatan delai tabur yaitu sebanyak 300 kg yang terdiri dari delai sangkrai 200 kg dan bungkil kedelai 100 kg dan kemudian dikemas menjadi 20 sak dengkan berat 15 kg per sak. Kulit nanas kering adalah kulit nanas yang sudah dikeringkan denkgan cara diopen. Kulit nanas kering ini memiliki kandungan gizi yang tinggi dan memiliki bau aroma yang wangi setelah dikeringkan (diopen) sehingga sangat bagus untuk meningkatkan nafsu makan ternak.
2. Kesehatan Ternak (Animal Health)
Dalam usaha penggemukan, kesehatan ternak sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penggemukan. Oleh karena itu kesehatan ternak harus benar-benar diperhatikan. Ternak yang mengalami gangguan kesehatan akan mengakibatkan problem dalam mencapai keberhasilan suatu usaha peternakan, karena hal tersebut akan sangat mempengaruhi pertumbuhan ternak, menurunkan produksi serta pada gangguan yang lebih berat yaitu dapat menimbulkan kematian pada ternak. Adapun beberapa upaya yang perlu dilakukan dalam menjaga kesehatan ternak yaitu :
 Melakukan sanitasi kandang dan perlengkapan dengan baik, benar dan teratur.
 Menjaga agar ternak selalu dalam keadaan bersih dan bebas dari segala kotoran dan benda-benda asing yang membahayakan.
 Memberikan pakan yang teratur dan baik serta berkulitas secara seimbang dan mencukupi.
 Memisahkan dengansegera ternak-ternak yang sakit untuk dillakukan penanganan lebih lanjut secara intensif.
 Memisahkan ternak yang baru datang untuk beberapa waktu dikandang karantina atau isolasi.
Di dalam menjaga kesehatan ternak sangatlah diperhatikan.sehingga ternak yang dipelihara dapat memberikan hasil yang maksimal. Dalam usaha menjaga kesehatan ternak yang dilakukan oleh perusahaan ini adalah :
1. Kontrrol rutin
Kontrol rutin ini merupakan suatu usaha untuk menjaga atau mengawasi kesehatan ternak secara menyeluruh. Kontrol rutin ini dilakukan setiap hari, oleh petugas khusus yang bekerja dibagian kesehatan atau Animal Health. Pemeliharaan menggunakan kandang koloni memiliki kelemahan yaitu ternak akan mudah terserang penyakit karena kandang tidak memiliki atap dan kondisi kandang yang kotor sehingga penularan penyakit akan cepat terjadi. Dari hal tersebut maka perlu dilakuakn pengawasan khusus yaitu pengontrolan secara rutin setiap hari supaya ternak yang terserang penyakit dapat segera ditangani. Pengontrolan ini dilakukan dengan cara memasuki kandang satu persatu agar sapi-sapi dapat diketahui keadaan kesehatannya. Dengan melihat kandang tanpa atap akan sangat rentang sekali dengan penyakit-penyakit menular dan yang bersifat parasit apalagi pada waktu musim penghujan. Kontrol rutin ini untuk mengetahui kesehatan sapi, yang dilakukan adalah membangunkan sapi yang merebah. Konrol rutin ini dilakukan dua kali dalam satu hari, yaitu pagi dan sing hari. Ternak yang terlihat berbeda dari keadaan normal berarti ternak tersebut menderita suatu penyakit, maka ternak tersebut harus dipisah dari kandang untuk dilakukan pengobatan dan dimasukan ke kandang isolasi.
2. Pengobatan
Pengobatan merupakan salah satu usaha untuk menyembuhkan ternak yang sakit. Sapi yang positif sakit langsung dipisahkan dari kandang koloni untuk mendapatkan pengobatan. Pengobatan ini dilakukan oleh petugas kesehatan yang khusus menangani ternak yang sakit. Pengobatan dilakukan dikandnag penjepit agar memudahkan penangananya. Sebelum sapi diobati pertama yang harus dilakukan adalah pemberian vitamin, agar daya tahan sapi tetap terjaga sehingga proses pengobatan lebih cepat. Pengobatan yang dilalkukan antara lain dengan suntik, semprot, oles dan bedah.
a) Pengobatan dengan Suntik
Pengobatan dengan penyuntikan dilakukan berdasarkan jenis penyakit yang diderita oleh ternak. Peyuntikan ini dilakukan dengan cara intramuskuler (dalam daging). Pada penyuntikan dengan dosis yang tinggi, dilarang disuntikan pada satu tempat karena akan mengakibatkan obat yang kita berikan tidak akan bekerja dengan baik. Selain itu apabila diberikan pada satu tempat saja maka bagian yang disuntik akan sakit dan membengkak.
b) Pengobatan dengan semprot
Pengobatan dengan semprot dilakuka pada penyakit eksternal atau diluar tubuh. Misalnya penyakit kulit, infeksi yang sulit sembuh, luka pada tubuh akibat tergores dan lain-lain. Penyemprotan selain dapat menyembuhkan penyakit juga dapat mengurangi lalat yang melekat pada luka.
c) Pengobatan dengan oles
Pengobatan dengan cara oles ini biasanya dilakukan pada ternak yang terluka seperti robek, bekas pembedahan dan memar. Biasanya obat yang digunakan ini berbentuk salep atau krim. Cara pengobatan adalah sapi dimasukan kekandang jepit agar mudah penanganannya,kemudian luka dioles dengan salep atau krem dengan merata atau dilakukan pengikisan luka kering agar tidak menjadi infeksi baru. Pengolesan dilakukan beberapa kali sampai luka atau penyakit terlihat sembuh.
d) Pengobatan dengan bedah
Pengobatan dengan pembedahan ini biasanya dilakukan pada bagian kulit atau organ tubuh yang membengkak atau adanya benda asing yang perku dikeluarkan dari tubuh. Pengobatan dengan cara bedah ini biasanya dilakukan pada penyakit abses yaitu pembengkakan darah pada tubuh atau bagian kulit. Cara pengobatan dengan bedah hal pertama yang dilakukan adalah pemberian anti stress dengan cara disuntik agar sapi tenang. Pembedahan dilakukan menggunakan pisau yang tajam dan steril.
3. Penyakit dan penanggulangannya
Penyakit yang sering menyerang dalam pemeliharaan sapi adalah :
a) Pincang
Pincang yang terjadi pada ternak biasanya disebabkan karena benturan benda keras, terkilir akibat lubang yang dalam, kelainan bentuk tulang dan kram. Untuk menangani penyakit pincang yang dilakukan adalah dengan menyuntikan antibiotik yaitu steptomicin dengan dosis 15 cc perekor dan mengoleskan antiseptik pada luka yang terbuka agar tidak terjadi infeksi yang parah. Selain itu untuk menghindari sapi pincang, lantai kandang diberi alas yaitu dengan bagas, dan membersihkan lantai kandang dari benda-benda asing yang dapat menimbulkan pincang pada sapi. Untuk sapi yang pipncang harus dipisahkan dari kelompok sapi yang lain.
b) Stres
Penyakit stres dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu suara bising kendaraan atau mesin, saat penggiringan waktu ditimbang dan akibat perjalanan jauh. Untuk mengurang stress, diberikan obat anti stress yaitu elektrolit dengan dosis 0,3gram/ekor. pemberiannya dengan cara dilarutkan dalam air minum. Selain itu juga dapat dilakukan dengancara menyuntikan vitamin. Penyakit stress merupakan penyakit yang berbahaya karena apabila sapi mengalami stress akan menjadi ganas atau temperamennya berubah menjadi ganas sehingga sukar dalam penangananya.
c) Bloat
Bloat atau perut kembung merupakan penyakit yang disebabkan oleh gas yang tertimbun dalam perut dan tidak bisa keluar. Ternak yang mengalami bloat biasanya diakibatkan karena banyak memproduksi gas motan dan carbon dioksida. Bloat memiliki ciri-ciri antara lain : perut sebelah kiri atas membesar, pernafasan berat dan kontraksi rumen menjadi sangat kuat, bagian perut yang membesar bila dipukul akan bebbunyi. Penanganan yang dilakukan adalah dengan cara memberikan antibiotik panisilin atau paradril dengan dosis 10 cc/ekor untuk membearantas bakteri yang mengakibatkan gas dalam lambung.
d) Laminitis (radang kuku)
Laminitis merupakan penyakit radang kuku pada sapi. Penyakit ini biasanya disebabkan karena terkena benda-benda keras disekitar kandang. Biasanya sapi yang baru datang belum bisa beradaptasi dengan lungkunngan yang baru sehingga sering terjadi luka pada kuku sapi. Untuk menanggulangi laminitis lantai kandang diberi bagas sehingga kuku ternak yang mengalami peradangan tidak bertambah parah. Selain itu juga diberi antibiotik kartison dengan dosis 10 cc/ekor dan paradek dengan dosis 225 cc/ekor.
e) Diare
Penyakit ini disebabkan karena ransum yang basah atau kadar air tinggi, sehingga menyebabkan sapi diare. Selain itu ransum yang serat kasarnya rendah juga dapat menyebabkan diare. Penyakit ini dapat ditanggulangi dengan memberikan antibiotik.
f) Abses
Abses merupakan pembekakan didalam kulit yang disebabkan karena benturan benda keras atau infeksi dalam daging akibat jarum suntik yang tidak steril atau masuknya benda asing dalam daging. Pembengkakan ini biasanya berisi nanah yang bercampur darah sehingga terlihat benjolan besar pada tubuh ternak. Penanggulangan adalah dengancara pembedahan dengan pisau yang tajam dan steril. Pembedahan ini bertujuan untuk mengeluarkan nanah sampai bersih. Setelah nanah keluar luka bekas pembedahan diberi antibiotik paradek dengan dosis 10 cc/ekor agar tidak terjadi infeksi akibat pembedahan.
4. Jenis-jenis obat
Dalam usaha penggemukan sapi obat sangat berperan terutama dalam menangani kesehatan ternak. Adapun jenis obat yang digunakan antara lain :
a) Multi Premik Ademineral
Berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan dan menambah berat badan pada sapi. Dosis yang digunakan yaitu 100 gram/100 kg pakan. Obat ini mengandung bermacam-macam zat yang dibutuhkan oleh sapi seperti : vitamin A,D,E dan K, kalsium, pospor, maknesium, natrium, vitamin C dan carier.
b) Nostres
Merupakan obat anti stress untuk mengatasi stress, meningkatkan daya tahan tubuh, mempercepat proses penyembuhan penyakit. Dosis yang digunakan untuk mengatasi stress dan meningkatkan daya tahan tubuh adalah 1 gram yang dilarutkan dalam air sebanyak 4 liter selama 5 hari berturut-turut. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mempercepat proses penyembuhan penyakit dosis yang digunakan adalah 1 gram Nostres dilarutkan dalam 2 liter air selama 5 hari berturut-turut.
c) Septivak
Yaitu vaksin SE inaktif dalam imulsi minyak atau vaksin SE inaktif terhadap penyakit SE (Septicaina Epizooticae) dalam emulsi minyak. Vaksin ini dibuat dari kuman Pasteurrella Multacidae Strain catha yang dikembangkan dalam media cair, kemudian di inaktifkan dengan formalin lalu dicampur dengan emulsi minyak. Setiap dosis vaksin mengandung tidak kurang dari 2 mg berat kering kuman. Fungsi dari obat atau vaksin ini adalah menimbulkan kekebalan terhadap penyakit SE pada sapi. Cara pemakaian dan dosisi adalah :
 Sebelum vaksin dipergunakan, vaksin harus dikocok sampai homogen.
 Dalam penyuntikan harus menggunakan tabung dan jarum yang steril untuk menghindari terjadinya infeksi.
 Penyuntikan dapat dilakukan melalui urat daging.
 Dosis yang digunakan untuk sapi adalah 3 ml/ekor.
d) Tetramicin atau LA (Long Acting)
Obat ini merupakan suatu obat suntik parten yang mengandung 200 mg oxytetracycline base per ml. Formula yang unik ini hanya dengan sekali penyuntikan obat ini mampu mempertahankan kadar antibiotika dalam darah selama 3-5 hari pada sapi. Obat ini berguna untuk mengobati penyakit-penyakit yang disebabkan oleh gabungan dengan organisme-organisme yang peka terhadap oxitetracycline, serta bakteri gram positif dan gram negatif, spesies mikoplasma tertentu,protozoa dan golongan–golongan psittacosis-lymphogranuloma (chlamidia)s.obat ini digunakan bila ternak benar-benar membutuhkan. Untuk ternak sapi obat ini dapat menyembuhkan atau mengobati anaplasmolisis, pneumonia, leptospirosis, futrut, dipteria, mastitis sistemik, black leg, bacterial entevistis dan luka-luka infeksi. Dosis yang digunakan untuk ternak sapi adalah 1 ml per 10 kg bobot badan.
e) Cartisone Acetate
Obat ini digunakan untuk mengobati luka dalam, seperti pincang dan abses.dosis yang digunakan adalah 10 cc per ekor.
f) Super Vetaclean
Merupakan desinfektan yang berfungsi untuk membasmi virus, bakteri, mikroplasma, jamur, cendawan dan mikroorganisme lain yang menggangu kesehatan ternak. Super vetaclean digunakan dengan cara disemprotkan pada bagian kandang serta lingkungan kandang agar terhindar dari penyakit. Dosis yang digunakan adalah tergantung dari keadaan atau penyakit yang ada dalam lingkungan kandang misalnya untuk penyakit antrax dan brucellosis dosis super vetaclean adalah 1 : 60.
g) Paradril
Paradril adalah obat dalam untuk mengobati penyakit yang menyerang saluran pencernaan. Seperti kembung, diare, berak darah dan lain-lain. dosis yang digunakan adalah 10 ml per ekor.
h) Streptomycin  penicilin
Merupakan obat suntik yang digunakan untuk menyembuhkan luka luar, seperti goresan, kropeng, luka sobek dan lain-lain. dosis yang digunakan 15 cc per ekor.

i) Injectavit atau vitamin
Merupakan vitamin untuk menambah nafsu makan pada ternak dan meningkatkan daya tahan tubuh pada ternak. Obat ini diberikan pada ternak yang sakit agar ternak tersebut memiliki nafsu makan yang tinggi dan memiliki daya tahan tubuh dalam keadaan sakit. Dosis yang digunakan adalah 10 cc per ekor.
5. PPO
PPO merupakan tempat untuk pengolahan atau pembuatan pupuk organic. Faices yang selama ini menjadi masalah karena bau dan daya cemar terhadap lingkungan sekitar, kini dapat teratasi dengan diolah secara khusus menjadi pupuk organic. Faices yang dihasilkan dari sapi potong yang digemukan diolah menjadi pupuk organic yang memiliki daya guna yang lebih baik. Pengolahan pupuk organic diperusahaan ini dimulai dari pengadaan bahan hingga ke pemanenan.
1. Pengadaan bahan baku
Bahan baku yang digunakan untuk membuat pupuk organic terdiri dari beberapa bahan yaitu kotoran sapi murni sebanyak 45 %, kulit singkong 10 %, onggok 5 %, abu boiler 5 % dan ekstacoke 20 %. Kelima bahan ini merupakan formulasi lama yang digunakan dalam pembuatan pupuk organic. Untuk saat ini bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk organic hanya kotoran sapi murni. Hal ini dilakukan karena hasil analisis antara kedua bahan tersebut ternyata yang lebih bagus adalah kotoran sapi murni, selain itu biaya untuk pengadaan bahan tidak terlalu mahal karena hanya menggunakan kotoran sapi murni. Kotoran sapi murni diambil dari kandang kemudian diangkut ke unit proses PPO menggunakan truk khusus untuk mengangkut kotoran sapi. Sebelum kotoran sapi diolah, kotoran distandarkan kadar airnya dan kandungan bahan atau unsure hara yang terdapat dalam kotoran dengan cara ditampung dalam tempat penampungan selama  2 minggu. Setelah dipenampungan, kotoran dianalisis dilaboratorium untuk mengetahui kandungan bahan tersebut. Standar kadar air kotoran sapi yang akan digunakan dalam pembuatan pupuk organic adalah dibawah 60 % dan diatas 40 %.
2. Proses pembuatan
Setelah bahan baku ditampung dan kandungan air sudah sesuai dengan standar, langsung dimasukkan ke bath (bak proses) menggunakan bobcat. Berikut adalah gambar bath.
Dalam satu kali proses pembuatan pupuk organic adalah 500 ton. Dalam memasukkan bahan ke bath yang perlu diperhatikan adalah membersihkan kotoran yang terdapat dalam bahan baku/kotoran misalnya batu, karung, kayu, kaleng dan lain-lain. Kotoran yang sudah berada dalam bath dilakukan coping dan blower untuk mempertahankan suhu yaitu 60-70 OC dan kadar air 30-50 %. Setelah suhu dan kadar air konstan dilakukan penyemprotan larutan kultivar secara merata. Penyemprotan ini dilakukan dengan cara menyemprotkan langsung menggunakan selang sambil dilakukan pengadukan (coping) supaya larutan tercampur merata sampai bagian paling dasar. Larutan kultivar ini mengandung dekompuser bakteri yaitu Bio X yang dapat membantu dan mempercepat proses fermentasi kotoran sapi. Kultivar ini disusun dari berbagai bahan yaitu molasis 500 kg, Bio x 40 kg, urea 35 kg, tepung ikan atau bungkil kedelai 25 kg dan air. Fungsi dari masing- masing bahan tersebut antara lain : molasis sebagai media hidup dan makanan yaitu sumber energi, urea sebagai pengikat nitrogen agar tidak terlepas ke udara, tepung ikan berfungsi sebagai makanan bakteri selama dalam proses fermentasi dan air sebagai pelarut. Sedangkan Bio x sendiri sebagai decomposer dalam pembuatan pupuk organic yang memiliki kemampuan hidup yang tinggi yaitu mampu beradaptasi dalam keadaan aerob dan anaerob. Larutan kultivar dibuat dalam tangki mixer.
Dalam satu kali pembuatan kultivar adalah 4500 kg. Adapun cara pembuatan kultivar yaitu :
1. Molasis dimasukkan kedalam tangki mixer sebanyak 300 kg dan ditambah air.
2. Urea 35 kg, bungkil kedelai atau tepung ikan 25 kg kemudian ditambah air hingga kapasitasnya menjadi 300 liter/3ton ,setelah itu diaduk setiap 15 menit selama 3 hari.
3. Kemudian ditambah Bio x 40 kg.
4. Selama 3 hari molasis dimasukkan lagi dan ditambah dengan air sehingga beratnya menjadi 4500 kg atau 4.5 ton, kemudian diaduk sampai merata.
5. Setelah berumur 4 hari larutan kultivar bisa dipakai.
Setelah dilakukan penyemprotan dengan larutan kultivar, dilakukan pembalikan (coping) 3 hari sekali. Tujuan pembalikan adalah untuk mengurangi penguapan sehingga proses fermentasi dapat berjalan dengan lancar. Selama dalam proses fermentasi dilakukan pengontrolan suhu setiap hari, jika suhu lebih dari 60 % sebelum 3 hari dilakukan pembalikan. Proses fermentasi pembuatan pupuk organic adalah 21 hari (siap panen).
3. Pemanenan
Pemanenan dilakukan pada umur 21 hari dan suhu sudah turun, karena pada saat umur 15-20 hari suhu bisa naik mencapai 70 OC. adapun ciri-ciri pupuk organic yang bagus dan siap panen yaitu : terjadi penurunan kadar air (40-42 %), penurunan suhu, bau atau aroma mendekati tanah, warna coklat kehitaman dan PH  7. dalam pemanenan sebelum dikemas pupuk organic diayak terlebih dahulu untuk mendapatkan partikel yang kecil/lembut. Pengayan dilakukan menggunakan mesin khusus pengayak. Setelah pengayaan dilakukan pupuk organic dapat dikemas sesuai dengan permintaan pasar. Adapun tujuan pengemasan adalah : mempermudah distribusi,memberi informasi tentang produk, penggunaan dan manfaatnya, isi pupuk dan produsennya.

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com