Rabu, 11 November 2009

PEMBESARAN UDANG DITAMBAK

1. Sarana Dan Prasarana Pembesaran
Dalam kegiatan pembesaran udang windu secara intensif di BBPBAP Jepara dengan menggunakan sistem resirkulasi tertutup diperlukan sarana dan prasarana untuk mendukung berjalannya kegiatan tersebut. Sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan ini antara lain :
1. Petak pembesaran , petak pembesaran yang digunakan dalam kegiatan pembesaran secara intensif dengan menggunakan sisitem resirkulasi tertutup adalah dari mulai petak A1 sampai dengan A6. Petak tambak yang digunakan berukuran 8000 m2.
2. Petak tandon , petak tandon berfungsi untuk menampung air sebelum air dimasukan kedalam petak biofilter.
3. Petak biofilter , petak biofilter adalah petak yang digunakan sebagai tempat untuk menyaiapkan air steril yang sudah memenuhi standar baku mutu air unutk kegitan pembesaran udang. Air dari bak tandon yang dimasukan ke dalam petak biofilter selanjutnya diendapkan dan kemudian dimasukan kedalam petak pembesaran. Petak biofilter ini ditebari jenis ikan predator multispecies/biofilter seperti ikan mujair, dan bandeng untuk memangsa hama penukar udang.
4. Pompa air, pompa yang digunakan adalah pompa jenis sub mersible dengan ukuran 8 inchi dan 10 inchi. Pompa dugunakan untuk mengisi air ke dalam petakan tambak dan juga pada waktu melakukan pergantian air.
5. Kincir air, kincir digunakan sebagai pemasok oksigen dan mengoksidasi gas-gas beracun dalam tambak.
6. Rumah jaga, rumah jaga digunakan untuk tempat penyimpanan peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam kegiatan pembesaran.
7. Sarana dan prasarana pendukung, yaitu seperti peralatan sampling, peralatan untuk mengukur kualitas air, genset dan peralatan panen.



2. kegiatan pembesaran Udang di Tambak
A. Persiapan Tambak
Persiapan tambak dilakukan untuk memperoleh kondisi dasar tambak yang optimal baik secara fisik, biologi maupun kimia untuk budidaya udang sehingga diharapkan nantinya dapat diperoleh hasil yang maksimal seperti yang diharapkan.
Dalam proses persiapan tambak dilakukan seserapa tahapan kegiatan, yaitu sebagai berikut :
1.1 Pengeringan tanah dasar tambak
Pengeringan dilakukan sampai kondisi tanah lembab (tidak terlalu kering) agar lumpur dasaar dan limbah yang membusuk dapat diangkat dan dibersihkan untuk mengurangi derajat keasaman yang terlalu tinggi dalam tambak. Lama pengeringan tidak menentu, tergantung kondisi dan cuaca pada saat itu. Sebelum melakukan kegitan lain dalam proses persiapan tambak terlebih dahulu dilakukan pengesekan konstruksi tambak unutk mencegah adanya kerusakan atau kebocoran pematang (rembesan) sehingga dapat dicapai ketinggian air yang optimal selama proses pemeliharaan.
1.2 Pemberantasan hama dan penyakit
Pemberantasan hama dilakukan pada seluruh petak/tambak pembesaran, petak tandon dan petak pengendapan (biofilter). Pemberantasan dilakukan dengan menggunakan saponon 10-12 ppm pada kondisi air macak-macak/lembab dan dibiarkan selama 3---7 jam. Aplikasi saponon ini dilakukan unutk memberantas hama trisipan/ siput.
Pemberantasan hama sangant perlu dilaukan mengingat kondisi tambak yang sudah lama tidak beroprasi, sehingga kemungkinan besar terdapat hama damn bibit penyakit yang harus diberantas. Aplikasi saponin dilakukan dengan cara menyebarkan secara merata diseluruh permukaan tambak.

B. Pengolahan Tanah Dasar Tambak
Pengapuran dilakukan dengan tujuan untuk menetralisir ph tanah dan memperbaiki tekstur tanah dasar tambak. Kapur yang digunakan adalah jenis kapur pertanian (caco3)dengan dosis500-100 kg/ha. Pemberian kapu dilakuakan 2 kali taitu sebelum pembalikan tanah sebanyak 60% dari dosis total dan dan sesudah pembaalikan tanah 40% dari dosis total.
Setelah pengapuran, kegiatan dilanjutkan dengan pembalikan tanah dasar atau pengolahan tanah dasar, yaitu dengan mencangkul sedalam 20-25 cm.
Kegiatan selanjutnya setelah pengapuran dan pengolahan tanah yaitu melaukan penetaan dasar tambak dengan mengatur kemiringan ke arah pintu pengeluaran dan dilakukan juga pemadatan kembali tanah dasar tersebut. Sedangkan perlakuan untuk petak tandon dan petak biofilter dilakukan pengupasan lumpur dan pengeringan soptimal mungkin dan diberi kapur secukupnya.

C. Penataan Sarana Dan Prasarana Tambak.
Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan pengeringan dan pengolahan tanah. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi : penataan dan pemasangan pompa air, setting kincir air, pemasangan dan perbaikan saringan pada pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air., pembuatan dan pemasangan jembatan untuk kontrol,membuat anco dan rakit (getek) untuk pemberian pakan dan monotoring kondisi udang.

D. Penyediaan Air Media Pemeliharaan
Air yang akan digunakan untuk kegitan budidaya udang ditambak adalah air yang harus sudah dianggap baik atau optimal kondisi parameter kualitas airnya baik dilihat dari parameter fisika, kimia dan biologinya termasuk kondisi kelimpahan plankton. Tahapan dalam penyediaan air media pemeliharaan adalam sebagai berikut :
D.1 Pemasukan Air
Air yang digunakan untuk media pembesaran ditambak sebelumnya telah melewati beberapa perlakuan. Air dari saluran utama dimasukan terlebih dahulu kedalam petak tandon dan dibiarkan mengendap selama beberapa hari, kemudian melewati petak biofilter dan selanjutnya diisikan ke dalam tiap-tiap petak tambak pembesaran.
Sebelum air dimasukan kedalam petak tambak terlebih dahulu dilakukan pengamatan parameter kualitas tanah (ph 6,5-7,5 ; redoks potensial maksimum 50 m.v dan kandungan bahan organik 8- 10 %).
Pengamatan parameter kualitas tanah dilakukan unutk mengetahui kondisi tanah tersebut apakah sudah dalam kondisi yang layaj atu belum bagi kebutuhab substrat dasar tambak sebagai habitat untuk kebutuhan biollogis udang yang akan dipelihara.
Pengisian air air kedalam petak tandon dilakukan dengan menggunakan pompa sub mersible 8 dan 10 inchi dan disaring dengan menggunakan mesh size 2mm. Disekitar pipa pemasukan diapsang jaring untuk mencegah tersumbatnya pompa yang dapat menghambat kerja dari pompa tersebut. Pengisian air dilakukan sampai batas ketinggian 0,5-1m kemudian dibiarkan selama 2-5 hari.

D.2 Sterilisasi Air
Sterilisasi air dilakukan dengan menggunakan kepurit yang berkisar antara 25-30 ppm dengan cara disebarkan secara merata diseluruh permukaan air pada setiap tambak kemudian diberikan aerasi yang kuat dengan menggunakan kincir. Pengadukan dengan menggunakan kincir bertujuan agar kaporit dapat tersebar merata sampai ke dasar tambak sehingga diharapkan kondisi air akan benar-benar menjad steril.
Setelah sterilisasi airmaka selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap kualitas air tahap awal seperti ph (7,5-8,5), salinitas (15-35 ppt) dan alkalinitas > 80 ppm.

E. Pemupukan Dan Penumbuhan Plankton
Pemupukan dilakukan setelah kondisi air media netral. Jenis pupuk yang diaplikasikan yaitu urea 5-10 ppm, tsp 2-4 ppm. Kedua jenis pupuk tersebut ditampung dalam sebuah wadah yahng sudah diisi air lalu kemudian dibiarkan selama 2 malamyang selanjutnya disebarkan secara merata diatas permukaan air. Pemberian pupuk dengan cara diencerkan dilakukan dengan tujuan agar pupuk yang diaplikasikan akan mudah bereaksi atau mudah terlarut dalam air.
Penebaran inokulan/bibit plankton dilakukan pada pagi hari dengan dosis10-20 ton/ha (atau setara dengan kepadatan plankton 100-400 ekor /ha). Plankton yang ditebar didomonasi oleh jenis skeletonema sp. Dan diaotom. Plankton ditebarkan merata kemusian kincir dihidupkan hingga plankton tumbuh dan berkembang stabil.

F. Penebaran Benih
Benih udang windu yang ditebar ke tambak berasal dari unit pembenihan udang di bbpbap jepara. Benih tersebut adalah benih hasil dari seleksi test pcr yang telah terbukti negatif tidak terserang oleh virus mbv atau sembv yang kemudian dilakuakan pemilahan/pencucian dengan menggunakan bahan formalin dengan dosis 150-250 ppm dan lama waktu perendaman 30-45 menit. Standar yang digunakan untk menilai satndar mutu benih yang baik (bebas virus) adalah setelah diberi perlakuan dengan formalin mortalitas maks 5 %. Benih yang sudah diseleksi tersebut selanjutnya diangkut ke tambak untuk ditebar.
Sebelum benih ditebar/dolepaskan ditambak terlebih dahulu dilakukan aklimatisasi untuk mencegah terjadinya shok (stress) pada udang akibat dipundahkan dari lingkungan yang berbeda. Adapun cara aklimatisasi yaitu sebagai berikut :
 Penyesuaian terhadap suhu
Kantong plastik yang berisi benur yang baru datang dari pengangkutan setelah dikeluarkan dari kotak pengangkut dikeluarkan selanjutnya direandam dalam air tambak. Biarkan selama 15-30 menit untuk menyesuaikan suhu dalan kantong dengan suhu ditambak.
 Setelah mencapai waktu yang telah ditentukan, buka ikatan plastik dan tambahkan air dari tambak sebanyak ¼ bagian dan bairkan selama 30 menit hingga air tercampur.
 Setelah benur terbiasa dengan kondisi lingkungan yang baru, benur ditebar dalam petak tambak.
Catatan : apabila dalam pengangkutan membutuhkan waktu yang lama, maka aklimatisasi dilakukan 1-2 jam.karena akibat pengangkutan yang lama dapat mengakibatkan benur menjadi lemah dan benur yang lemah akan sangat peka dan mudah mati apabila langsung ditebarkan kedalam tambak.

G. Pemeliharaan
a. Pemberian Pakan
Pemberian pakan dimulai sejak udang pertama kali ditebar ke tambak sampai pemanenan hasil. Bulan pertama setelah penebarab pakan diberikan dengan frekuensi pemberian pakan cukup 2 kali sehari yaitu pagi dan sore. Cara pemberian paka yaitu dengan menambahkan sedikit air (dibasahi sedikit) agar tidak tertiup angin pada saat pakan tersebut di sebarkan. Pakan yang digunakan pada kegiatan pambesaran di BBPBAP Jepara adalah pakan buatan jenis fine crumble sampai dengan pakan jenis pellet.
Pakan disebarkan secara merata disekeliling tambak dan ditengah tambak disebarkan dengan menggunakan rakit (getek) dengan perbandingan 70 % dari total pakan yang diberikan untuk dipinggir dan 30 % disebarkan ditengah tambak.
b. Memantau Perkembangan Udang
Selama masa pemeliharaan, pemantauan terhadap perkembangan udang adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan. Untuk mengetahui tingkat konsumsi pakan pada udang maka pada tambak dipasang sebuah anco. Anco ini di berfungi untuk mempermudah dalam pemantauan perkembangan udang dan mengetahui perkembangan napsu makan udang, selain itu juga untuk menentukan dosis pakan udang berikutnya. Pemantauan juga dilakukan dengan pengecekan kondisi kualitas air setiap harinya, seperti pengecekan suhu, salinitas. Selain itu juga dilakukan pergantian air sekiranya kondisi air sudah sangat buruk, maka pergantian air harus segera dilakukan.

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com