Rabu, 11 November 2009

BUDIDAYA CACING TABIFEK

A. Pendahuluan
Istilah kultur dalam penyediaan bibit cacing tubifek sebenarnya kurang tepat. Pengertian yang akrab untuk penyediaan bibit cacing tubifek adalah klonning, yaitu penumbuhan cacing dalam klon ( bedengan tanah ) namun, untuk menyeragamkan dengaan beberapa istilah lain yang telah lazim dipakai istilah kultur.
Cacing tubifek sering juga disebut cacing rambut karena bentuk dan ukuranya seperti rambut. Ukuran kecil dan ramping, panjang 1-2 c. warna tubuh kemerah-merahan. Cacing ini termasuk kelompok Nematoda. Tubuh beruas-ruas. Cacing ini memiliki saluran pencernaan. Mulutmya berupa celah kecil, terletak didaerah terminal. Saluran pencernaannya berujung pada anus yang terletak dibagian sub-terminal.

B. mbangbiakan
Cacing tubifek banyak hidup diperairan tawar yang airnya jernih dan sedikit mengalir. Dasar perairan yang disukai adalah berlumpur dan mengandung bahan organik. Makanan utamanya adalah bahan organik yang telah terurai dan meengendap didasar perairan. Cacing ini akan membenamkan kepalanya masuk kedalam lumpur untuk mencari makan. Sementaraa ujung ekornya akan disembulkan diatas permukaan dasar untuk bernafas. Perairan yang banyak dihuni cacing ini sepintas tampak seperti koloni lumut merah yang melambai-lambai.
Cacing tubifek yang hidup adalah organisme hermaprodite. Hasil perkembangbiakannya berupa telur yang dihasilkan oleh cacing yang telah mengalami kematangan sek kelamin betinanya. Telur ini selanjutnya dibuahi cacing lain yang kelamin jantannya telah matang.



C. Kultur Cacing Tubifek
Cacing tubifek yang hidup diperairan alam dapat ditangkarkan ditempat-tempat terkontrol, misalnya kubangan tanah. Didalam kubangan ini kondisi lingkungan dibuat dibuat menyamai habitat perairan alam berlumpur. Kubangan diisi campuran pupuk kandang dan dedak halus setebal 10 cm. Pupuk dilumatkan dan dicampur dengan dedak halus. Selanjutnya diratakan dan diisi air. Biarkan rendaman ini sampai terbentuk endapan. Kemudian masukan klon/bibit cacing tubifek yang diangkat dari perairan alam dan aliran air untuk mengganti peresapan dan penguapan. Aliran air dibesarkan sedikit setelah bibit ditanam. Aliran air ini dibutuhkan untuk menngganti air secara kontinyu agar tetap layak dihuni.
Masa penangaran ini tergantung tujuan produksi cacing yang diinginkan biasanya cacing ini akan menyesuaikan dengan lingkungan baru selama beberapa hari. Cacing ini mulai berkembang biak selama 7-11 hari sejak penangkaran. Yang penting pada masa penangkaran ini tidak sampai terjadi kekeringan, sebab cacing tidak akan tumbuh dan berkembang biak dalam kondisi kering.
Hasil penangkaran ini selanjutnya digunakan sebagai bibit pada produksi mahal ditempat pemeliharaan yang ukuran lebih luas. Tujuan penangkaran ini adalah untuk mendapatkan bibit yang telah terbiasa hidup ditempat buaatan. Dengan cara ini setidaknya kematian bibit dalam peroduksi masal dapat dihindari sehingga persiapan lahan tidak sia-sia.

D. Pemanenan
Cara pemanenan cacing tubifek yaitu menggunakan serokan dan terilin. Cacing yang didapat masih tercampur dengaan media budidaya dimasukaan kedalam ember atau kebak yang diisi air,kira-kira 1cm diaatas media media budidaya agar cacing tubifek naik kepermukaan media budidaya. Ember ditutup dan menjadi gelap daan dibiarkan selama enam jam. Setelah enam jam cacing tubifek yaang menggerombol diatas medi diambil dengan tangan lalu ditaruh pada wadah yang airnya jernih dan mengalir.



0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com