Rabu, 04 November 2009

AZAS-AZAS PEMUATAN / PEMADATAN

Pada prinsipnya pemuatan atau pemadatan itu meliputi berbagai faktor yang perlu diperhatikan, yaitu :

a. Melindungi kapal ( to protect the ship )
b. Melindungi Muatan ( to protect the cargo )
c. Keselamatan buruh dan ABK ( Safety of crew and longshore men )
d. Melaksanakan pemuatan/pemadatan secara sistimatis ( to obtain rapid systematic loading and discharging )
e. Memenuhi ruang muatan sepenuh mungkin sesuai dengan daya tampungnya ( to obtain the maximum use of available cubic of the ship ).

Melindungi kapal (to protect the ship )

Azas ini sangat erat dengan kelayakan kapal (laik laut ) artinya bahwa kapal dalam pembagian muatan di kapal haruslah baik ditinjau dari pembagian secara Vertical ( menegak dari bawah keatas ), Longitudinal
(membujur dari depan ke belakang), dan secara Transversal (melintang dari kiri ke kanan).
Pembagian muatan secara vertical

Pembagian muatan secara vertical ini mempunyai pengaruh terhadap stabilitas kapal. Apabila muatan terlampau banyak berat dikonsentrasikan diatas atau geladak atas saja maka kapal akan cenderung mempunyai stabilitas kecil atau disebut kapal dalam kondisi langsar.

Sebaliknya apabila terlalu banyak berat muatan dikonsentrasikan dalam palka bawah ( lower hold ) maka stabilitas kapal akan terlalu besar atau disebut kondisi kaku. Kedua kondisi tersebut kurang baik bila kapal dalam pelayaran.

Ciri-ciri kapal dalam kondisi langsar ( tender ) adalah sebagai berikut :
- Bagian atas terlampau berat
- Kapal akan mengoleng dan kembali secara lambat sekali
- Kapal lebih Comfortable
- Apabila ombak cukup besar tidak banyak air masuk
Efek sampingan dari kondisi kapal yang demikian ini adalah :
- Kurang menyenangkan orang yang berada di dalamnya
- Sering pula menyebabkan muatan bergeser / berpindah dari tempatnya

Ciri-ciri kapal dalam kondisi kaku ( stiff ) adalah sebagai berikut :
- Berat bagian bawah
- Mengoleng dan kembali secara cepat sehingga tersentak-sentak
- Kapal tidak Comfortable
- Apabila ombak terlalu / cukup besar banyak air laut yang masuk keatas deck

Efek sampingan dari kondisi kapal yang demikian ini adalah :
- Dapat menimbulkan tekanan-tekanan berat pada sambungan- sambungan konstruksi kapal
- Hempasan keras pada pintu / jendela dapat memecahkan kaca
- Bergesernya atau terlepasnya ikatan-ikatan antena, standard kompas atau alat-alat lain
- Kerusakan-kerusakan lainnya yang mungkin tidak diketahui tanpa adanya penelitian seksama ( di dock ).


Pembagian muatan secara longitudinal ( membujur )

Pembagian muatan secara Longitudinal ( membujur ) ini mempunyai pengaruh atas Trim kapal dan kondisi Hogging ataupun Sagging. Yang dimasudkan dengan Trim itu adalah perbedaan antara sarat depan ( fore draft ) dan sarat belakang ( after draft ).

Apabila sarat depan lebih besar disebut Trim depan/Nonggak ( trim by the head ) sebaliknya bila sarat belakang yang lebih besar disebut Trim belakang / Nungging ( trim by the stern ), dan bila Trim sama dengan nol disebut even keel.

Disamping itu besarnya trim juga sangat mempengaruhi kecepatan kapal. Oleh karenanya memperhitungkan Trim ini harus cermat sebelum kapal berangkat berlayar sehingga kapal dapat dimuati sesuai dengan trim yang dikehendaki. Jika dilihat dari kecepatan kapal maka trim belakang lebih baik dari pada trim depan, dengan alasan :

- Pada trim belakang kecepatan kapal lebih baik dan mudah mengolah gerak sebab kapal lebih luwes mengikuti gerakan ombak,
- Pada trim depan kecil tidak ada pengaruhnya, tetapi apabila terlalu besar maka kecepatan kapal akan berkurang dan jika muatan penuh berlayar dalam cuaca buruk akan banyak kemasukan air disebabkan adanya hempasan ombak ( Green seas ).

Oleh karena pengaruh berat muatan dalam pemuatan / pemadatan secara longitudinal maka akan menyebabkan kondisi kapal yang disebut Hogging dan Sagging (lihat gambar 28).

Kondisi Hogging terjadi apabila total kosentrasi berat muatan terpusat pada ujung-ujung kapal (haluan dan buritan).
Kondisi Sagging adalah kebalikannya yaitu apabila kosentrasi berat muatan terpusat pada bagian tengah kapal


Kondisi akibat pemuat membujur.


Kedua kondisi tersebut tidak baik dan bisa berakibat buruk terhadap sambungan-sambungan konstruksi kapal. Perlu diketahui bahwa keadaan laut serta ombak akan lebih mempercepat proses kerusakan tersebut. Disamping itu kondisi kapal Hogging dan Sagging mempengaruhi kecepatan dan olah gerak kapal ( sukar membelok, setelah membelok sulit dikembalikan ).


Pembagian muatan secara Transversal ( Melintang )
Pembagian muatan secara transversal ( melintang ) ini akan mempengaruhi kapal dalam rollingnya dan harus diperhatikan adalah pengaturan muatan disisi kiri dan kanan dari center line.

Melindungi Muatan ( to protect the cargo )
Barang-barang muatan yang diterima di kapal dan dibawa berlayar menuju tempat tujuan muatan harus dalam keadaan baik seperti saat muatan diterima dikapal baik secara kwalitas maupun secara kwantitas. Oleh karena itu harus diambil tindakan untuk mencegah kerusakan muatan tersebut, antara lain :
1. Ruang kapal (palka) harus dipersiapkan menerima muatan
2. Pemasangan penerangan atau dunnage
3. Pemisahan muatan
4. Pengikatan muatan
5. Ventilasi / peranginan muatan


Mempersiapkan Ruang Palka
Sebelum dimulai menerima muatan maka ruang kapal/palka haruslah bersih, kering dan dalam keadaan baik. Tindakan yang dilakukan dalam mempersiapkam ruang palka itu antara lain :

1. Pembersihan palka dengan sapu
Biasanya ruang palka sudah cukup apabila disapu bersih, ruang yang berdebu waktu menyapu pakailah serbuk gergaji / pasir agar lantai palka benar-benar bersih. Waktu pembersihan sisihkan dan kumpulkan papan atau kayu pemadat/pemuatan yang masih dapat digunakan.

2. Pencucian Ruang palka
Pencucian kadang-kadang diperlukan, misalnya setelah membongkar muatan nampak bahwa palka kotor apalagi jika muatan yang akan dimuat lagi adalah muatan yang bersih. Jadi pencucian ruang muat ini bila dianggap perlu saja. Biasanya selama pencucian pompa lensa dijalankan agar air pencucian dapat dibuang keluar kapal dan setelah pencucian palka diberi peranginan.

3. Pembasmian tikus dan penghapusan hama
Pembamian tikus atau hama perlu dilakukan, kapal terpaksa dikosongkan dulu dan orang-orang yang ada didalam kapal segera meninggalkan kapal, bila penghapusan hama ini untuk seluruh ruang kapal. Bermacam-macam gas berbisa yang dipakai untuk keperluan tersebut misalnya SO2 (Zwaneldyoxyda) dan Hidrogen Cyanida
(HCN).

4. Pemeriksaan pipa-pipa dan salurannya
Sebelum diadakan pemuatan haruslah diperiksa apakah saluran pipa- pipa dan saringannya dalam keadaan baik dan bersih, tidak tertutup kotoran, sehingga air keringat muatan yang ditampung dalam got-got dapat dipompa keluar kapal. Air got harus senantiasa di ukur kemungkinan air akan meluap dan dapat membasahi muatan di palka dan diisap keluar kapal jika telah penuh airnya.

5. Pemeriksaan saluran aliran listrik
Pemeriksaan saluran-saluran aliran listrik sangat penting dan harus dilakukan agar jangan terjadi kebakaran dalam palka, karena bunga api yang jatuh pada muatan ataupun membakar gas-gas dalam ruangan

6. Penerapan / Penyisipan ( Dunnage )
Untuk mencapai maksud melindungi muatan maka harus digunakan pula penerapan yaitu penggunaan kayu untuk melindungi muatan- muatan dalam palka.

Secara umum penerapan diartikan sebagai : Penyisipan, pamasangan ataupun penggunaan benda-benda yang murah (tikar, sasak karung goni, terpal, kertas-kertas plastik, papan-papan, kayu- kayu balok dan lain-lain) antara muatan dengan bagian-bagian kapal, ataupun antara muatan-muatan itu sendiri.

Maksud dari penggunaan penerapan-penerapan itu ialah untuk menjaga muatan dari :
- Air (akibat keringat atau kebocoran)
- Kondensasi
- Rusak karena tekanan
- Rusak karena karat
- Rusak karena panas yang mendadak
- Terjadinya pencampuran
- Pencurian


Peranginan ( Ventilasi )
Peranginan atau bahasa populernya adalah ventilasi merupakan bagian penting dalam Stowage. Kurangnya atau kelalaian dalam memberikan ventilasi dapat mengakibatkan kenaikan suhu dalam palka, kerusakan dan pemanasan mendadak, timbul keringat, noda, kerusakan karena karat dan dapat pula menimbulkan gas yang beracun dan peledakan hingga membahayakan kapal.

Cara pemberian ventilasi dalam palka tergantung dari jenis muatan di dalamnya, dan tergantung pula dari bentuk kapalnya. Misalnya kapal memuat arang batu gas-gas yang timbul dapat terbakar dan meledak, dan pemanasan yang mendadak, maka ventilasi itu sangat perlu dalam hubungannya dengan keamanan ABK-nya.

Ruangan palka yang tidak diberi ventilasi atau ventilasinya kurang baik akan cepat mengandung udara yang beruap panas, gas dan bau, dimana semuanya itu dapat menyebabkan kerusakan pada muatannya

Sistim Ventilasi secara umum ada dua :
1. Ventilasi alam
2. Ventilasi buatan

Kedua cara atau sistim tersebut bertujuan untuk mengadakan aliran udara yang tetap ( constant air circulation ) di dalam seluruh ruangan palka. Dan udara panas, kelembaban, uap air, gas dan bau yang dikeluarkan oleh muatan di dalam palka dikeluarkan dari palka dan diganti dengan udara bersih dan kering, dengan tujuan agar muatan tetap sejuk.

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com